![]() |
Foto: Sigit Kurniawan |
Berlibur ke Purwakarta, mungkin bagi mayoritas warga perkotaan masih belum menjadi pilihan. Padahal, Purwakarta memiliki banyak potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Desa Wisata Kampung Tajur.
Tempat wisata yang terletak di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Bojong, Purwakarta, Jawa Barat ini, menawarkan konsep wisata berbasis ekoturisme dan kearifan lokal. Di mana alam, lingkungan, dan budaya menjadi objek utama dari wisata ini. Rasanya tempat ini sangat cocok untuk Anda yang membutuhkan ketenangan dari hiruk-pikuk perkotaan.
![]() |
Foto: Sigit Kurniawan |
Untuk bisa masuk Kampung Tajur, kita membutuhkan kendaraan kecil. Jika kita membawa kendaran besar atau kendaran yang tidak memungkinan masuk (bus misalnya), kendaraan itu hanya bisa sampai di Kantor Desa Pesanggrahan. Namun tidak perlu khawatir, karena di sana ada angkutan warga yang siap mengantar Anda ke Kampung Tajur.
![]() |
Foto: Sigit Kurniawan |
Sesampainya di Kampung Tajur, kita akan melihat rumah-rumah berbentuk panggung. Penduduk di sini menyebutnya dengan istilah rumah adat Julang Ngapak. Rumah adat berbentuk panggung ini memiliki kontruksi rumah yang terdiri dari kayu dan anyaman bambu sebagai bahan utamanya. Rumah adat inilah yang biasanya digunakan para pengunjung untuk menginap dan mengikuti program homestay.
Homestay dan Kearifan Lokal
Homestay di rumah adat, menjadi program unggulan yang ditawarkan Desa Wisata Kampung Tajur ini. Setidaknya dari 120 rumah yang ada di Kampung Tajur, terdapat 42 rumah yang biasa dijadikan tempat homestay. Di mana setiap rumah memiliki dua kamar yang bisa digunakan para pengunjung. Masing-masing kamarnya rata-rata berukuran 2x3 meter, jadi bisa ditempati satu-dua orang. Kita bebas memilih rumah mana yang ingin ditempati, selama rumah itu belum ditempati pengunjung lain. Jadi Anda tidak perlu khawatir, tidak kebagian kamar yang layak.
![]() |
Foto: Sigit Kurniawan |
Layaknya tinggal di pedesaan, di program homestay ini Anda akan mengikuti aktivitas dari sang pemilik rumah. Misalnya sang pemilik rumah adalah seorang petani, maka kita akan ikut pergi ke kebun untuk bercocok tanam. Begitupun misalnya sang pemilik rumah adalah peternak, maka kita juga akan ikut menggembalakan hewan ternaknya di padang rumput. Tentunya, aktivitas seperti ini akan membuat pengalaman Anda berkesan.
Tinggal menetap di Kampung Tajur, kita akan mendapatkan bonus. Bonusnya adalah bisa menyaksikan kearifan lokal yang masih terjaga. Salah satunya adalah tradisi Tetunggulan. Tetunggulan merupakan suatu kegiatan tradisional menumbuk padi dalam suatu tempat yang bisa menghasilkan bunyi-bunyian. Kegiatan Tetunggulan ini biasanya dimainkan oleh ibu-ibu berusia senja.
![]() |
Foto: Sigit Kurniawan |
Di luar program homestay dan kearifan lokal yang bisa kita nikmati, Desa Wisata Kampung Tajur juga menawarkan program-program lainnya. Seperti menangkap ikan di empang, pelatihan membuat kerajinan tangan dari barang bekas, hingga tracking menelusuri tempat-tempat dengan pemandangan bagus untuk berfoto-ria. Semuanya ini bisa dinikmati pengunjung tanpa harus menguras kocek yang besar.
Untuk setiap masing-masing program di Desa Wisata Kampung Tajur sebenarnya belum ada tarif yang baku. Namun biasanya untuk program homestay pengunjung cukup membayar uang sebesar dua-tiga ratus ribu rupiah perorang. Uang ini sudah termasuk biaya konsumsi yang kita makan selama tinggal di homestay. Sedangkan untuk program tambahan seperti menangkap ikan di empang dan pelatihan kerajinan tangan dari barang bekas, pengunjung perorang biasanya membayar kisaran lima puluh ribu-seratus ribu rupiah permasing-masing kegiatan. Dengan pengalaman yang berkesan dan pelayanan yang diberikan, rasanya besaran uang yang dikeluarkan akan terbayar oleh itu semua. (Dikutip dari: www.purwakarta.go.id).
![]() |
Foto: Sigit Kurniawan |
Posting Komentar